Jumat, 20 Mei 2016

Kamu Masa Depanku, Maukah Dirimu Menerimaku Apa Adanya Dengan Segala Kekuranganku dan Memaafkan Keburukan Masa Laluku

Aku tahu, aku tidak bisa menceritakan banyak hal tentang diriku sebenarnya. Tetapi aku memutuskan bertutur seperti ini. Hal ini bukan bentuk dari penyeselan seseorang kepada Yang Maha Kuasa. Ini karena Aku ingin kamu mengetahui sedikit banyak tentang diriku.

Aku sangat menyadari karena banyak hal salah menghampiri hidupku selama ini. Aku terlalu takut kamu terbebani dengan masa laluku karena kekuranganku dan kamu sulit menggerakkan langkah masa depanmu sebab diriku.



Aku ingin mengungkapkan sebuah kalimat padamu. Kamu masa depanku, maukah dirimu menerimaku apa adanya dengan segala kekuranganku dan memaafkan masa laluku. Aku sangat mengharapkan masa depan paling penting dalam hidupku dan meninggalkan masa laluku (melupakannya).

Apakah kamu mau memaafkanku dengan rasa ikhlas dan tulus karena kekhilafanku?

Sebelum mengenalmu banyak hal yang telah kulewati. Kadang aku melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan seseorang, namun apa daya aku terpedaya dan melakukannya. Bagaimana jika aku pernah melakukan hal buruk seperti mencuri, bejudi meski hanya sekali, apakah kamu mau memaafkan kesalahanku? Bagaimana jika aku bukan seperti kamu harapkan?

Semua masa laluku telah kubuang jauh-jauh, aku meninggalkannya sejak mengenal dirimu. Keburukanku hanya diriku dan Allah SWT yang mengetahuinya. Sekarang aku mengharapkan lebih dari kata-kata ‘menerima’ darimu namun sebuah kata-kata ‘memaafkan’ diriku. Memang sulit, namun aku meminta padamu dengan tulus.

Satu yang aku mohon, jangan pernah dirimu terbebani dengan masa laluku.

Setiap manusia pasti memiliki keinginan masing-masing untuk digapai. Terlebih hal tersebut mudah digapai jika kamu memiliki pasangan yang cerdas. Bagaimana kalau pasangan dirimu itu aku dengan segala kekurangan yang aku bawa dalam hidupku. Apakah kamu kecewa dengan diriku? Mungkin pasti. Satu hal yang aku mau, jangan pernah kamu larut dalam kekecewaan karena terus memikirkan masa laluku.
Aku berharap memperoleh masa depan yang lebih baik bersamamu. Aku ingin kamu menerima diriku dengan ikhlas dan dengan ketulusanmu serta kelapangan dadamu, walaupun ada sedikit cerita tentang kepahitan masa laluku yang kuceritakan padamu.

Sebelum kita bertemu. Aku begitu sibuk memperbaiki diri dan ingin menceritakannya padamu.

Aku tahu diriku kurang sempurna untuk menjadi pasanganmu. Seperti kukatakan sebelumnya aku dalam langkah memperbaiki diri. Pastinya dirimu mendambakan seorang pasangan yang perfect (sempurna), aku juga mendambakan demikian. Namun, kita mengetahuinya Allah mengirimkan perempuan baik untuk laki-laki yang baik begitu juga sebaliknya. Percayalah itu.

Aku sedang bangun memperbaiki kesalahan-kesalahan diriku. Berjuang semampu untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Meskipun banyak rintangan yang melintang aku tetap berusaha tidak pernah menjadi seperti dulu lagi. Pada akhirnya aku bisa menjadi pribadi yang baik dibandingkan dulu, setidaknya kamu bisa membanggakan diriku yang kini.

Aku berharap kamu mengubur tentang masa laluku, bersama-sama kita membangun masa depan yang indah.

Aku mengetahuinya menerima aku apa adanya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Menerima masa laluku bukan semudah membalikkan tangan. Aku mengetahui hal tersebut. Terlebih jika masa laluku sangat suram untuk diketahui orang lain selain dirimu. Kamu pasti membutuhkan beberapa waktu untuk menerima aku apa adanya dengan segala kekurangan diriku. Bahkan kamu butuh waktu berminggu-minggu untun berdamai dengan masa laluku.

Setiap mengingat masa laluku, akupun tersadar. Bukan mudah aku melaluinya, bukan sedikit waktu yang berlalu dalam melewati proses perpindahan jati diriku dari masa kelam menjadi seseorang yang lebih baik. Saban hari aku berdoa kepada Yang Maha Kuasa, semoga Aku mendapatkan jodoh (pasangan) yang baik. Aku yakin itulah dirimu yang diberikan oleh Maha Kuasa.

Setiap orang memiliki impian. Dan impianku kamu adalah satu-satunya masa depan yang indah untuk menutupi masa laluku yang kelam.

Semua orang pasti tidak ingin masa lalunya terus menghantui pikiran dan mengungkit-ungkitnya. Aku berharap kamu sedikit memikirkan tentang keadaanku sekarang dan masa depanku nanti, pastinya sudah kamu pikirkan. Aku berharap bisa melukis masa depan yang indah bersamamu tanpa beban masa laluku.

Aku membayangkan betapa bahagianya kita memiliki keluarga kecil dan mempunyai anak-anak yang menemani hidup kita nanti. Semoga dengan apa yang aku dambakan ini bisa menutup masa laluku yang kelam dengan bayangan masa depan yang cerah. Kebahagian di masa depan seperti yang aku bayangkan aku harap tidak lagi membebani dirimu. Semoga kamu memikirkan masa depan yang indah menjalani hidup denganku.

Sebagai hal yang aku ungkapkan terakhir, apakah kamu bisa menerima apa adanya dengan segala kekuranganku dan memaafkan keburukan masa laluku dengan keiklasan, kebaikan hatimu. Aku berharap kamu bisa menerimanya.
VIa : gelombang.org