Kamis, 19 Mei 2016

Ini SMS Kencan Eno Parinah dan Siswa SMP Janjian Tengah Malam #PojokSatu

Ini SMS Kencan Eno Parinah dan Siswa SMP Janjian Tengah Malam

Pemerkosaan dan pembunuhan sadis Eno Parinah (19), karyawati pabrik plastik PT. Polyta Global Mandiri, bermula dari SMS kencan tengah malam.

Eno Parinah dan siswa SMP berinisial RA (15) berkomunikasi via SMS. RA merupakan salah satu pelaku pembunuh Eno Parinah yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Awalnya, RA mengirimkan SMS kepada Eno Parinah pada Kamis (12/5/2016). SMS tersebut dikirim RA usai mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). RA mengajak Eno Parinah ketemuan pada malam Jumat.

“Tersangka RA siangnya SMS korban, ‘Teh, nanti malam ada acara gak?’ Kemudian dijawab oleh korban ‘Emang kenapa kalo gak ada acara?’,” ujar Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen, menirukan percakapan Eno Parinah dan RA.


RA merasa ada peluang setelah mendapat jawaban seperti itu dari Eno Parinah. RA lantas membalas pesan dari Eno Parihah.

“Kalo enggak ada acara kita ketemuan,” imbuh RA. Ajakan itu kemudian dijawab oleh Eno Parihah dengan menanyakan di mana ketemuannya.

RA kemudian mengatakan jika ketemuannya di kamar Eno Parinah saja. Eno sempat ragu karena khawatir kedatangan RA ke kamarnya diketahui oleh teman-teman mess.

“Emang enggak takut nanti ketahuan sama temen mess yang lain,” jawab Eno.

“Yaah itu mah gampang, nanti aja dipikirinnya,” balas RA.



Setelah sepakat bertemu tengah malam di kamar Eno Parihah, keduanya menyusun siasat agar RA masuk tanpa diketahui orang lain, termasuk teman mess Eno Parihah.

Rencana yang disusun RA dan Eno Parinah pun berjalan mulus. Setelah kondisi mess sudah sepi dan penghuni lain sudah tidur, Eno Parinah menghubungi RA jelang tengah malam, tepatnya pukul 23.30 WIB.

Eno mengatakan dia sudah membuka kunci pagar dan tidak mengunci kamarnya. Eno menyuruh RA langsung masuk saja. RA pun manut dan mengikuti arahan dari Eno.

“Nanti pintu pager gak dikunci,” bunyi SMS Eno. SMS itu kemudian dibalas oleh RA dengan menyebut, “OK. Bye.”

Saat RA masuk ke dalam kamar, ia langsung tergiur melihat keseksian Eno Parinah yang hanya mengenakan celana pendek dan baju seksi.

RA langsung mencumbu Eno Parihah hingga keduanya terlibat ciuman mesra. Bahkan, tangan RA blusukan ke bagian intim Eno Parinah.

Di saat nafsu birahi RA sudah memuncak, Eno tiba-tiba menutup celananya. Ia menolak berhubungan badan dengan RA karena takut hamil.

Penolakan itulah yang membuat RA kecewa dan sakit hati. Terlebih, nafsu birahinya sudah sampai di ubun-ubun. Akhirnya. RA keluar kamar untuk merokok di pinggir jalan.

Saat sedang merokok, RA didatangi dua tersangka lain. Lalu, mereka masuk kembali ke kamar Eno Parinah. Mereka memperkosa dan membunuh Eni Parihah secara sadis dengan menusukkan gagang cangkul ke kemaluan Eno Parihah hingga tembus ke paru-paru dan hati.

“RA ini sebenarnya anak pintar, dia selalu ranking 1-5 besarlah di sekolahnya,” tandas Handik.

(one/pojoksatu)